RAHASIA 180 PATUNG MAS
Disadur oleh : Gan KL
Suasana sunyi itu berlangsung hingga cukup lama, akhirnya si pelayan Su-Jit yang memecahkan kesunyian, dia menaruh teko tembaga yang besar itu dengan keras, lalu berseru, “Hadirin yang terhormat, apakah boleh hamba ikut menimbrung sepatah kata?” Wi-ho Lo-jin menoleh dengan tercengang, katanya, “Su-Jit, kau mau bicara apa, silakan bicara!” Dengan sungguh-sungguh Su-Jit berkata, “Mengenai kedua suami-istri aneh itu, menurut pendapat hamba sudah bukan sesuatu rahasia lagi. Maksud tujuan orang yang membunuh si setan bumi cerdik Jikiat dan si Siu-cai cerewet Hu-Jin-hong jelas adalah untuk menghilangkan saksi hidup.”
“Apa … apa katamu?” seru Wi-ho Lo-jin dengan melengong.
Bahwa seorang pelayan rumah minum yang tidak paham ilmu silat ikut bicara kisah rahasia dunia persilatan sudah merupakan kejadian aneh, sekarang dia malahan menyatakan kisah itu bukan lagi suatu rahasia, tentu saja hal ini membuat semua orang melengak heran.
Begitulah semua orang sama memandang Su-Jit dengan tercengang, sebaliknya Su-Jit memberi hormat kepada Wi-ho Lo-jin dan berkata dengan serius, “Lo-ya (tuan besar), apa yang hamba katakan itu ada dasar buktinya dan bukan cuma bualan belaka.”
“Oo, dari mana kau tahu?” tanya Wi-ho Lo-jin heran.” “Hamba dengar dari seorang hwe-sio tua, ” tutur Su-Jit. “Kemarin dulu hwe-sio tua itu minum teh di sini dan menceritakan semua kejadian itu kepadaku …” “Mengapa hwe-sio tua itu mau menceritakan kisah misteri dunia persilatan kepadamu?” tanya Wi-ho Lojin. “Dia bilang umumnya orang kuatir rahasia akan bocor, dia justru tidak takut, dia malah minta hamba untuk menceritakan pula kepada setiap orang yang minum teh di sini agar setiap orang persilatan sama tahu peristiwa ini.” “Coba jelaskan, bagaimana ceritanya?” tanya pula Wi-ho Lo-jin dengan cepat. “Dia bilang yang lelaki itu adalah …” baru bicara sampai di sini, mendadak Su-Jit mendongak, wajahnya penuh mengunjuk rasa kaget dan bingung, lalu sinar matanya mulai buram, tubuh pun perlahan terkulai dan akhirnya roboh terjengkang, binasa. “Jarum berbisa! … Jarum berbisa!” “Dia juga terkena jarum berbisa!” Seketika suasana rumah minum itu menjadi kacau-balau, semua orang sama menyurut mundur sehingga beberapa meja tertumbuk dan terjungkir balik dengan suara gemuruh pecahnya mangkuk piring. Inilah peristiwa malang pertama yang terjadi di Bu-lim-teh-co selama beberapa tahun menjadi tempat berkumpulnya orang persilatan. Tentu saja Wi-ho Lo-jin terkejut dan juga gusar. Cepat ia angkat jenazah Su-Jit, dengan mata melotot dan penuh emosi ia pandang para pengunjung yang berdiri melengong itu, lalu berkata dengan tersenyum pedih, “Sesungguhnya sia … siapakah sahabat yang sengaja mencoreng mukaku yang tua bangka ini?”
Hadirin yang berdiri termangu di sekitar situ sama bermuka pucat dan saling pandang belaka tanpa ada yang bersuara………..
Khulung Disadur Oleh Gan KL NON Serial====>> Rahasia 108 Patung Mas (Bai Ba Jin Ren)