Bunga Pedang Embun Hujan Kanglam

Bunga Pedang Embun Hujan Kanglam (Kiam Hoa Ie Lioe Kanglam)
Karya: Khulung Saduran : Tjan ID

Jian-jian menunduk rendah, melewati pintu gerbang, berjalan di atas permadani merah. Rambutnya yang hitam tersanggul rapi terselip sebatang tusuk konde emas, mutiara di ujung tusuk konde bergoyang tiada hentinya. Langkah kakinya selalu begitu ringan dan gemulai, tapi juga begitu berat.
Mereka berdelapan masuk bersama-sama, namun sorot mata semua yanghadir hanya tertuju pada dia seorang. Ia tahu itu semua, tapi posisi dan ayunan kakinya takbeda
sedikit pun dengan langkahnya ketika berjalan sendirian di tempat yang sepi.
Keseriusan dan kecantikan Jian-jian sama-sama mendapat pujian serta rasa kagum setiap orang.
Lilin merah di atas meja bersinar terang, menyilaukan huruf emas “Siu” (panjang usia) yang tertera besar di tengah ruangan, seterang kehidupan Lui Ki-hong, Lui lotaiya selama ini. Kini, dengan wajah penuh senyuman ia awasi dayang kesayangan istrinya ini datang mengucapkan selamat panjang umur kepadanya. Delapan orang bersama-sama menyembah hormat di hadapannya, tapi senyuman di ujung bibirnya seolah-olah hanya tertuju pada Jian-jian seorang.
Bagaimanapun ia tetap seorang pria. Sinar mata lelaki berusia 60 tahunan tak ada bedanya dengan sinar mata pria berusia 16 tahunan. Jian-jian tahu itu semua, namun dia tak membalas dengan senyuman. Jarang ada orang melihatnya tersenyum apalagi tertawa.
Ia selalu memahami status dirinya, perempuan semacam dia tak mungkin ada kesenangan, dan tak boleh ada penderitaan, sebab termasuk selembar nyawa miliknya yang paling berharga pun sudah menjadi milik orang lain.
Oleh sebab itu mau tertawa atau pun melelehkan air mata, ia selalu lakukan setelah berada di tempat yang sepi, di tengah malam buta dan tak ada orang lain.  ….

Khulung Disadur Oleh Tjan ID non Serial :==> Bunga Pedang Embun Hujan Kanglam

This entry was posted in Cerita Silat, Khu lung, Silat Mandarin, Tjan ID and tagged , , , . Bookmark the permalink.

1 Response to Bunga Pedang Embun Hujan Kanglam

Leave a reply to irma JualBonekahortadanPoti Cancel reply